Hari yang ditetapkan pun tiba. Barrack Obama, tanpa disertai Ibu Negara, datang dengan rombongan kecil. Karpet merah pun dibentangkan dari batas pagar pantai ke kawasan wisata. Alunan lagu kebangsaan  The Star-Spangled Banner dilantunkan secara apik melalui pengeras suara. Pintu mobil limosin kepresidenan dibuka. Obama, dikawal tiga orang ajudannya turun perlahan dan berjalan menuju pantai. Semuanya nudis alias tidak mengenakan sehelai benang pun. Menurut Obama, hal itu dilakukan untuk menghormati kaum nudis yang akan dikunjunginya. Suas

Untunglah, Jhony Walker, orang yang ditunjuk sebagai ketua penyambuat rombongan kepala negara segera bertindak. Cepat diraihnya mike  dan meneriakkan aba-aba agar kawan-kawannya menanggalkan seluruh pakaian. Kembali ke tradisi nudism.  Segera, para penyambut tamu pun melakukan perintah Walker. Suasana kembali meriah. Lagu The Star-Spangled Banner kembali dikumandangkan keras.

Rombongan Obama pun kaget. Mendadak langkahnya terhenti melihat pakaian  lengkap para penyambut. Alunan lagu The Star-Spangled Banner terhenti. Sunyi, kaku, dan tegang. Masing-masing pihak tidak tahu apa yang harus dikerjakan.

Usaha untuk menyesuaikan diri tidak selamanya sukses. Hal itu juga dialami oleh Barack Obama, Presiden Amerika Serikat, dan rombongan ketika mengadakan kunjungan resmi ke kawasan kaum nudis di Pantai Houlover, Miami, Amerika Serikat.

Suasana

Generasi Z, atau dikenal dengan Gen Z, adalah istilah yang merujuk pada kelompok remaja yang lahir antara tahun 1996 (ada juga yang menyatakan tahun 1997) hingga 2012. Generasi setelah itu disebut Generasi Post-Gen Z atau Generasi Alpha. Esai berikut ini difokuskan pada perbincangan mengenai Gen Z, karena mereka cenderung diberi label yang kurang nyaman. Ada yang menyebut mereka sebagai Generasi Menunduk, bahkan ada yang lebih ekstrem dengan menyebut mereka sebagai Generasi Autis. Tentu saja, label tersebut diberikan oleh generasi tua, bukan berasal dari kalangan mereka sendiri. Alasan generasi tua memberikan label tersebut juga cenderung realistis. Cermatilah, ketika ada anggota Gen Z, baik saat menikmati kesendirian maupun saat berkumpul dengan sesama mereka, dapat dipastikan mereka terlihat sedang asyik menunduk, memelototi gawai di tangan.

Tuhan pun menjawab, ”Tak apa. Malaikatmu itu akan selalu menyenandungkan lagu untukmu, dan dia akan membuatmu tersenyum setiap hari. Kamu akan merasakan cinta dan kasih sayang, dan itu semua pasti akan membuatmu bahagia.”

Suasana ruang majelis guru di SMK Yapis Fakfak, Papua Barat sore itu sudah cukup lengang. Seluruh siswa sudah pulang. Aku bergegas menuju ruang majelis guru setelah salat di mushala sekolah. Baru saja membuka pintu ruangan itu,  Bu Wika yang tampaknya sudah bersiap-siap untuk pulang karena sudah menjinjing tas, mengangguk dan berkata cukup jelas.

Komunikasi yang mengharu-biru. Masing-masing mengungkapkan rasa sedih sekaligus kenangan menyenangkan dengan Pak Pran semasa kegiatan PPG tahun lalu. Namun, menjelang askhir vc grup, Neng Lina menanyakan sesuatu yang selama ini kurang Aku kenang.

a, panggilan-panggilan tak terjawab yang paling banyak dari Bu Lina Amalina, guru SMP Negeri 2 Jatinangor (Jawa Barat). Juga ada dari Bu Erlina Yulianingsih, guru SMP di Cirebon  dan Bu Rini (Sumatera Barat) dan Bu Syaripah  Mudaim. Ups. Tampaknya dari rekan-rekan seperjuanganku semasa pelatihan PPG Dalam Jabatan yang dilaksanakan secara daring setahun yang lalu.

Seperti biasanya, Bu Henny Wilya segera mengecek lembar jawaban siswa. Fokus beliau adalah pencantuman identitas siswa agar nanti tidak repot ketika memeriksa lembaran tersebut. Menjelang kertas jawaban terakhir, tangan Bu Henny terhenti memegangi kertas jawaban tersebut. Dahinya mengeriput, pandangan matanya menyipit tanda fokus. Bu Henny tersenyum … bibirnya agak menceng. Tersungging senyum yang agak mencurigakan. Beliau mengambil spidol dan menuliskan sesuatu pada lembar jawaban tersebut.

Pemicu keresahan warga hutan adalah adanya pihak-pihak yang tidak atau belum pernah memakan buah anggur dan yang mengatakan sudah pernah. Kelompok-kelompok warga, seperti: monyet, siamang, ular, dan warga yang mampu memanjat atau menjalar dengan baik mengatakan sudah pernah memakan buah anggur itu. Sebenarnya, masalah sudah atau belum pernah makan buah anggur itu bukan masalah besar. Sayangnya, terutama monyet, menyombongkan diri bahwa dirinya paling banyak makan buah anggur. Anggur itu luar biasa lezatnya. Tidak ada buah apa pun di bumi ini yang mampu menandingi kelezatan buah anggur.

Ketiga, jerawat pun akan berkembang. Hal itu ditandai dengan adanya bintik putih pada puncak iritasi kulit. Bintik putih itu, jika ukurannya masih kecil, disebut dengan komedo. Jika komedo dibiarkan, akhirnya terjadilah peradangan dan berkembanglah menjadi jerawat.

Begini, Bim.  Coba beri Ibu tiga alasan, mengapa kamu malas ke sekolah?”, tanya Bu Ela menahan sabar.

Ternyata sudah lebih dari sembilan panggilan tak terjawab. Aneh. Jarang sekali banyak panggilan tak terjawab dalam waktu singkat. Padahal, paling lama Aku meninggalkan ruangan ini sekitar 25 menit.